Cerita Tentang Gagal
Selasa sore, 24 Oktober 2017.Betapa bahagianya saya sampai lagi dirumah. Balik lagi ke kamar saya. Walaupun sampai dirumah langsung disambut mati lampu, tapi saya tetap senang bisa pulang.
DATANG
UNTUK GAGAL
2
hari di Palembang sungguhlah menguras tenaga (selain duit pastinya). Saya
datang ke Palembang ibarat datang hanya untuk gagal. Harapan saya untuk jadi
Pegawai Negeri Sipil KemenPUPR ambyar hanya dalam waktu 90 menit saja. Padahal
perjuangan untuk bisa sampai di Palembang ini nggak bisa dibilang mudah juga. Let me tell you :
1. Udah
drama dari penentuan mau daftar CPNS di instansi mana. Saya dan Papa sampe
debat antara PUPR, Kemendesa dan ATR. And
PUPR wins !
2.
Berjuang
untuk dapat sertifikat TOEFL dari instansi resmi pemerintah.
Di
Jambi institusi pendidikan negeri yang menyelenggarakan TOEFL ada 2 yaitu
Universitas Jambi dan IAIN (sekarang udah jadi UIN Sultan Thaha Syaifuddin).
Saya dan teman-teman di kantor udah jiper duluan mau ikut TOEFL ini. Takut nggak
sampai skor 450 dan nggak bisa ngulang tes lagi karena waktu pendaftaran yang
udah mepet.
Beberapa
teman mundur dan memilih mendaftar CPNS
di instansi lain, tapi saya nggak bisa. Mau nggak mau saya harus maju terus
untuk tes TOEFL karena saya udah kadung daftar di PUPR.
Dan
akhirnya tes di UIN karena di UNJA jadwalnya nggak sesuai. Alhamdulillah nilai
TOEFL saya melebihi target yang saya inginkan tanpa pakai cara curang, pure
usaha sendiri. Bolak balik Kantor – Mendalo – Kantor sendirian pake motor
beberapa hari nggak disia-siain Allah ( disini saya semakin semangat ikut CPNS.
Dapat feeling bagus gituu…)
3. Harus
izin kantor 2 hari (Senin dan Selasa) disaat pekerjaan lagi ada yang penting.
Tapi syukurlah Allah ngasih atasan, bapak ibu seruangan dan teman-teman yang
baik dan mendukung serta mendoakan saya tes (terharu. HIKS HIKS)
4. Galau
karena tanggal tes samaa dengan prediksi kedatangan “tamu”. Saya udah takut
duluan kalau-kalau sakitnya kumat dan bikin nggak konsentrasi. Akhirnya minta
saran obat ke Deska, buk Dokter yang selalu sabar meladeni konsul gratis
teman-temannya tentang kesehatan (hihihihi…makasih ya Obeel).
Tapi
ternyata Allah Maha Baik, “tamu” memang datang pas hari H tapi nggak ada nyeri
sama sekali padahal nggak minum obat apa-apa :)
5. Perjalanan
Jambi-Palembang yang harusnya 6 jam, molor sampe jadi 8 jam. Mana Pak Sopirnya
marah-marah terus :(
6.
Daaaan
semua drama ini diakhiri dengan “anda tidak lulus”
Ya
Allah, rasanya mau nangis didepan komputer hari itu. Keluar dari ruangan saya linglung.
Beneran.
Secara
nggak ada yang saya kenal disana, saya celingukan sendiri setelah tes di BKN.
Masih nggak percaya dan rasa-rasanya pengen balik lagi, pengen ngulang tes.
Nilai
saya cukup tinggi. 355 dan itu udah lebih dari cukup. Tapi di satu materi, nilai
saya tidak mencukupi. Hanya kurang 1 soal saja.
IYA
SATU SOAL BENAR SAJA, maka saya bisa lolos.
Sungguhlah
Kuasa Allah ini tidak terduga-duga…
SISA HARI YANG SURAM TAPI INDAH.
Sejujurnya,
ketika saya linglung di BKN setelah tes itu, terbesit niat saya untuk pulang ke
hotel dan menyampaikan kabar bohong ke Papa Mama yang ikutan ke Palembang
(orang tua saya kepingin ikut karena kebetulan lagi lowong).
Iya.
Saya
ingin bohong aja. Nggak tega rasanya saya pulang-pulang bawa kabar sedih. Tapi kemudian
saya inget pesan Papa saya untuk selalu jujur dalam hal apapun seeeburuk apapun
itu dan walaupun itu gak menguntungkan kita.
Dan
begitulah, setelah sampai hotel dan mengabarkan kabar hasil tes, I swear I saw
a sadness in their eyes. Apalagi Bapak saya. Tapi yang keluar dari mulut kedua
orang tua saya bukan kalimat kecewa, malah saya disuruh bikin teh hangat dulu
karena capek abis tes dan gagal pula. Terus hati saya dibesarkan dengan
nasehat-nasehat manis, diajak ngetawain kegagalan itu. Nggak ngerti lagi
baiknya Allah sama saya ini :)
Sisa
hari itu emang menjadi agak suram karena mager dan nggak mood sama sekali untuk
jalan-jalan di Palembang. Tapi Ibu saya punya ide makan bakso di mall sebelah
hotel. Dan akhirnya sisa hari, kita habisin di tempat bakso. Jam 8 malam udah
di hotel lagi besok pagi langsung
pulang.
Terus
sisi indahnya dimana ?
Allah
itu emang paling bisa mengatur skenario hidup ya. Mungkin saya gagal tes
setelah berjuang ini itu, setelah didoakan semua orang, tapi dibalik itu
sungguhlah ada banyak bonus yang saya dapat. Jadi lebih dekat dengan keluarga,
jadi lebih berani menghadapi kegagalan dan yang nggak kalah penting jadi tahu
bahwa Allah itu ngetransfer cintanya lewat orang-orang yang ngasih semangat ke
kita supaya kita nggak sedih, supaya semangat lagi :)
Sisa
hari itu di Palembang memang suram tapi ternyata ada pelangi setelahnya. Kecewanya
nggak lama, karena Insya Allah saya paham bahwa rejeki orang berbeda-beda,
jalan hidup orang juga berbeda. Jadi untuk semua yang bernasib sama gagal
setelah berharap di periode CPNS ini, yuk kita semangat lagi untuk coba ngebuka
pintu rejeki yang lain yang udah disiapin Allah buat kita :)))))
SO, HOW’S PALEMBANG ?
Palembang
bagus yah ! Terakhir ke Palembang itu Tahun 2014 untuk tes CPNS juga. KemenPUPR
juga. Dan lulus waktu itu…hahaha…
3
tahun lalu yang bikin saya kagum di Palembang cuma Jembatan Ampera-nya, tapi
sekarang, kagumnya nggak habis-habis dengan kota ini.
Kemarin
ke Palembang, kota itu lagi riweuh. Macet dimana-mana, selain karena lagi peak hour, dan proyek LRT lagi jalan,
kebetulan juga ada Transtudio yang lagi opening
disana. Masya Allah macetnya nggak abis-abis bikin sopir travel kami ngedumel
aja sepanjang jalan kenangan. Huft~
Palembang
ini tipe-tipe kota yang diem-diem growing bigger, and bigger. Infrastrukturnya
dikebut gila-gilaan karena mereka berani ambil keputusan untuk jadi tuan rumah event-event besar Indonesia. Keren sih
kepala daerahnya di bagian ini, selebihnya nggak ngerti karena nggak ngikutin
kiprah beliau. Sayangnya nggak sempat eksplore
banyak karena nggak jalan kemana-mana. Lain kali harus !
Semangat kakak. Selalu ada pelangi setelah badai ❤
ReplyDeleteUpityyy. Luuuvvvv yuuuhhh ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
ReplyDelete