After Watched : Beauty and The Beast (2017)
Tale as old as time
True as it can be
Barely even friends
Then somebody bends
Unexpectedly
Just a little change
Small, to say the
least
Both a little scared
Neither one prepared
Beauty and the beast~
The Story
Sebenarnya belum
pernah nonton Beauty and The Beast versi animasi-nya, tapi sudah tau cerita
Belle dari buku dongeng anak-anak waktu masih kecil. Cerita tentang seorang
gadis desa bernama Belle (Emma Watson) yang cantik tapi nggak punya teman karena
aneh dan hidup menyedihkan bersama ayahnya yang sudah tua. Belle punya hobi membaca buku yang mana didesa tempat dia tinggal, membaca buku itu bukan hal
lazim dilakukan perempuan. Tapi karena “beda sendiri” itulah Belle jadi
ditaksir oleh Gaston (Luke Evans) sang pria ganteng idola cewek-cewek
sekampung. Tapi Belle nggak mau sama Gaston, alasannya yah apalagi kalo bukan Gaston totally not her type. Belle
ini kayaknya menganut paham, ganteng
kaya bukanlah segalanya. Top !
Diceritakan Belle
selalu nitip “oleh-oleh” Bunga Mawar setiap ayahnya, Maurice (Kevin Kline)
berangkat kerja. Hingga suatu hari, sang ayah tersesat dan ditangkap oleh Beast
(Dan Stevens) karena ketahuan mencuri bunga. Karena nggak mau sang ayah
menderita di tahanan istana menyeramkan milik Beast, Belle pun bersedia
menggantikan ayahnya. Dan seperti kata pepatah ibuk-ibuk dahulu kala “witing tresno jalaran soko kulino” yang
artinya cinta datang karena terbiasa, Belle dan Beast pun akhirnya mulai kebawa
perasaan.
Secara garis besar,
ceritanya sama dengan yang versi animasi dan dibuku dongeng yang pernah saya
baca waktu kecil dulu. Namun ada beberapa hal yang nggak saya tahu, justru
ditambahkan oleh Bill Condon sang sutradara di film ini. Seperti kenapa ibu
Belle meninggal, dan kenapa orang-orang desa kayak nggak tau ada pangeran yang
kena kutuk.
Di awal filmnya
sejujurnya agak bosen, karena apaan ini filmnya nyanyi terus. Dan juga dialog
Emma Watson sedikit-sedikit banget. Namun, ketika mulai masuk ke inti cerita,
mulai deh antusiasnya muncul. Apalagi ketika Beast muncul, tambah menarik lagi.
Plot ceritanya nggak ngebosenin dan ditampilin pas, gak kurang gak berlebihan. Ditambah
lagi visualisasinya bagus. Jadi puaaaas banget nontonnya. No wonder sih, Disney yang bikin.:)))
The Best
SEMUANYA !
Ini selera sih ya.
Kalau bagi orang yang suka cerita fairy tale dan drama musical gitu, pasti
beranggapan sama kalau film ini bagus banget. Dulu sempat mikir kalau suatu
hari Belle dibikin live action, pemerannya mungkin artis berdarah latin gitu
karena di animasi awalnya Belle berkulit agak gelap, mata yang bulat dan bibir
yang tebal. Dan kemudian, agak sedikit kecewa karena yang terpilih memerankan
Belle malah Emma Watson, nggak sesuai dengan ekspektasi awal. Namun, setelah
nonton filmnya, ragu-ragunya disapu habis dengan akting Emma. Belle yang
diceritakan kutu buku dan “nggak neko-neko” cocok banget dengan karakter Emma
Watson yang yang notabene adalah
seleb dengan reputasi yang baik. Dan pembawaan Hermione Granger yang smart,
tegas dan “nggak murahan” masih kebawa-bawa kalo kita ngeliat Emma Watson.
And The Beast….. I’m
totally falling in love with the Beast.
Yaah kalo saya jadi
Belle sih, walopun Beast sebegitu seramnya, tapi ternyata pas diajak ngobrol
lebih nyambung dibandingkan ngobrol dengan kebanyakan orang, yaah bisa
dipastikan bisa baper juga. Karena, kita tahulah bahwa “nyaman” itu modal utama
banget (….sebuah curhat colongan….).
Eh tapi serius,
walaupun Beast itu hanyalah makhluk Computer
Generated Imaginary (CGI), tapi bisa bikin meleleh juga karena meskipun
seram, tapi gesture lemah dia tetap kelihatan. Apalagi pas dia mulai ada
perasaan sama Belle. Makin ngegemesin, Dan Stevens did a great job !
Kalau ditanya scene
yang paling disuka bakal bingung ngejawabnya. Gemes-gemes dimulai ketika Beast
nyelamatin Belle yang dikepung serigala, setelah itu scene gemes-nya mulai banyak. Puncaknya adalah di lantai dansa. Itu
bagus banget ! Dansanya, lagunya, gaun Belle, gantengnya Beast, that was perfect ! Para pelayan yang
berubah jadi perabotan juga punya penguat cerita yang bikin cerita ini jadi
lucu sekaligus mengharukan.
The Worst
Sejujurnya nggak ada. Tapi
jika harus dicari-cari kurangnya apa, Prince Charmingnya muncul kurang lamaaaaa….
Pas berubah jadi ganteng, sebentar banget adegannya ya ampunn.
Itu aja sih.
Itu aja sih.
Oh iya, tentang
isu-isu LGBT di film ini yang santer diberitakan, entah itu di film bagian
mananya nggak keliatan. Ada sih di scene terakhir-terakhir tapi itu sungguh cuma
sekedar 2 orang cowok lagi dansa. Yah emang kalo orang sensitive, apa-apa
dibawa serius. Kayaknya parah banget, padahal nggak.
What If
Seandainya bisa
ngerubah film ini, yang pengen dilakuin adalah memperpanjang durasi dan
memperbanyak adegan Beast ketika udah jadi ganteng. Itu aja.
Kemaren aku nonton ma mbakku dan iparku terus dia nyeletuk macemnya nonton syaiful jamil karena dibawa nyanyi mulu :'))) tapi kalo kaya aku sih namanya musikal kan yaaa hahaha ga sabar nunggu disney yg lain. Wondering, Mulan? ��
ReplyDeleteHahaha iya na awal2nya apaan nyanyi cem film india. Tpi lama lama bagus juga 😁. Mulan dan Aladdin yg ditunggu banget2 nih naa
Delete