After Watched: Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016)

Siapa sih yang nggak galau ketika orang yang bener-bener kita cintai tau-tau ngehilang gitu aja dan setelah sekian lama berjuang untuk move on, tau-tau dia datang lagi dan mencari kesempatan buat balikan lagi .
Itu mungkin yang dirasain sama Mbak Cinta.

 The Story

 Tanpa bermaksud untuk spoiler, AADC 2 memang fokus dengan cerita Geng Cinta dan Rangga di saat ini setelah 14 tahun. Di film in diceritain Rangga Cinta udah nggak sama-sama lagi. Mereka yang sebelumnya berpacaran ternyata pisah dengan segala ketidakjelasan dari Rangga. Hingga suatu hari, kebetulan yang berupa takdir mempertemukan mereka berdua di Yogyakarta. Moment pertemuan itulah yang akhirnya digunakan oleh Cinta untuk memperoleh jawaban dari semua pertanyaan di kepalanya.
Gitu ceritanya.
AADC 2 ini kan termasuk genre film drama. Ada film bergenre drama, tapi cerita yang disuguhkan sungguh-sungguh sangat drama. Mulai dari ceritanya yang sering bikin kita ngumpat “yaelah gitu doang…..” hingga ke akting pemainnya yang berlebihan. Tapi AADC beda. Filmnya ringan, drama tapi nggak murahan. Mungkin karena sutradaranya oke, penulis ceritanya juga oke, pemain-pemainyya pun oke.
Pertemuan Cinta Rangga dan segala adegan mereka berdua ketika ketemuan dan ngobrol selama di Jogja dibikin natural banget. Nggak berlebihan. Dialognya pun begitu. Dan secara personal aku suka banget dengan akting Mbak Dian Sastro di scene Yogya. Cuma modal ekspresi kecil aja kita udah tau apa yang lagi dirasain sama Cinta di film itu.


The Best

 Cast-nya !
Akting pemainnya oke-oke semua. Mulai dari Mbak Dian Sastro yang sukses banget menurutku ngebawain tokoh Cinta dewasa yang smart, independent, gaul tapi juga suka luluh kalo digombalin cowok, suka senyum-senyum sendiri kalau dipuji kayak normalnya perempuan pada umumnya.
Nicholas Saputra juga oke. Gantengnya nggak ketutup dengan penampilan acak kadut ala Rangga. And cool as always.
Dan yang paling favorit adalah chemistry-nya Geng Cinta ! Mereka kayak nggak lagi akting. Milly, Maura, Karmen dan Mamet punya porsi masing-masing sehingga bikin film ini jadi komplit gitu. Karmen (Adinia Wirasti) punya peran penting banget di film ini (aku nggak tau istilahnya dalam perfilm-an apaan). Karmen cocok banget duet aktingnya bareng Cinta. Dan Maura (Titi Kamal) dan Milly (Sissy Priscelia) jadi penyeimbang cerita yang sebenarnya flat, tapi karena ada mereka jadi ada lucunya juga.


The Worst

 Soundtracknya.
Nggak ada yang ngeraguin gimana pinternya Melly Goeslaw dan Anto Hoed kalau ngeciptain dan nge-aransemen lagu. Tapi entah kenapa di AADC 2, soundtrack-nya kurang pas. Ada yang merhatiin lirik-lirik lagunya nggak ? Nggak sepuitis lagu-lagu di AADC 1. Yang di AADC 2 ini malah liriknya terkesan ngasal menurutku. Padahal kan plot ceritanya 14 tahun kemudian dimana Cinta dan Rangga udah dewasa. Harusnya lagu-lagunya lebih serius, lebih “dalem”, gitu.
Ini malah bagusan soundtrack AADC 1.
Harusnya, menurutku, soundtrack-soundtrack AADC 1 yang nggak direcycle tetap dimasukin di film yang kedua ini. Kebayang kan gimana suasannya ketika Cinta ngebaca puisi Rangga sambil diiringi backsound lagu “Bimbang”
Duh galaunya bakal setajem silet!
Lagu yang bagus cuma pas Geng Cinta lagi dugem.

Ra Minggir Tabrak - Kill The DJ x Libertaria

What If

Nah, kalau boleh berandai-andai bisa ngerubah film ini, yang mau aku ubah adalah…..
ENDINGNYA.
Seandainya, endingnya AADC 2 ini nggak happily ever after sama Rangga, tapi Cinta malah (tetep) nikah sama orang lain yang udah mengisi hidupnya selama ditinggal Rangga. Duh pasti seru tuh !
Ala-ala endingnya You’re The Apple Of My Eyes.
Cerita diakhiri dengan adegan Cinta yang lagi ijab Kabul dan Rangga duduk di kursi tamu mandangin Cinta di hari bahagianya. Trus ada monolog puisi dari Rangga. Waah seandainya endingnya begitu, pasti semua penonton keluar bioskop dengan perasaan campur aduk.
Ceileh.



"Jangan bilang yang di Yogyakarta nggak ada apa-apanya buat kamu"


Comments

Popular Posts