After Watched: Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016)
Siapa sih yang nggak galau ketika orang
yang bener-bener kita cintai tau-tau ngehilang gitu aja dan setelah sekian lama
berjuang untuk move on, tau-tau dia datang lagi dan mencari kesempatan buat
balikan lagi .
Itu mungkin yang dirasain sama Mbak
Cinta.
The Story
Gitu ceritanya.
AADC 2 ini kan termasuk genre film drama.
Ada film bergenre drama, tapi cerita yang disuguhkan sungguh-sungguh sangat
drama. Mulai dari ceritanya yang sering bikin kita ngumpat “yaelah gitu
doang…..” hingga ke akting pemainnya yang berlebihan. Tapi AADC beda. Filmnya
ringan, drama tapi nggak murahan. Mungkin karena sutradaranya oke, penulis
ceritanya juga oke, pemain-pemainyya pun oke.
Pertemuan Cinta Rangga dan segala adegan
mereka berdua ketika ketemuan dan ngobrol selama di Jogja dibikin natural
banget. Nggak berlebihan. Dialognya pun begitu. Dan secara personal aku suka
banget dengan akting Mbak Dian Sastro di scene Yogya. Cuma modal ekspresi kecil
aja kita udah tau apa yang lagi dirasain sama Cinta di film itu.
The Best
Akting pemainnya oke-oke semua. Mulai
dari Mbak Dian Sastro yang sukses banget menurutku ngebawain tokoh Cinta dewasa
yang smart, independent, gaul tapi juga suka luluh kalo digombalin cowok, suka
senyum-senyum sendiri kalau dipuji kayak normalnya perempuan pada umumnya.
Nicholas Saputra juga oke. Gantengnya
nggak ketutup dengan penampilan acak kadut ala Rangga. And cool as always.
Dan yang paling favorit adalah
chemistry-nya Geng Cinta ! Mereka kayak nggak lagi akting. Milly, Maura, Karmen
dan Mamet punya porsi masing-masing sehingga bikin film ini jadi komplit gitu.
Karmen (Adinia Wirasti) punya peran penting banget di film ini (aku nggak tau
istilahnya dalam perfilm-an apaan). Karmen cocok banget duet aktingnya bareng
Cinta. Dan Maura (Titi Kamal) dan Milly (Sissy Priscelia) jadi penyeimbang
cerita yang sebenarnya flat, tapi karena ada mereka jadi ada lucunya juga.
The Worst
Nggak ada yang ngeraguin gimana pinternya
Melly Goeslaw dan Anto Hoed kalau ngeciptain dan nge-aransemen lagu. Tapi entah
kenapa di AADC 2, soundtrack-nya kurang pas. Ada yang merhatiin lirik-lirik
lagunya nggak ? Nggak sepuitis lagu-lagu di AADC 1. Yang di AADC 2 ini malah
liriknya terkesan ngasal menurutku. Padahal kan plot ceritanya 14 tahun
kemudian dimana Cinta dan Rangga udah dewasa. Harusnya lagu-lagunya lebih
serius, lebih “dalem”, gitu.
Ini malah bagusan soundtrack AADC 1.
Harusnya, menurutku,
soundtrack-soundtrack AADC 1 yang nggak direcycle tetap dimasukin di film yang
kedua ini. Kebayang kan gimana suasannya ketika Cinta ngebaca puisi Rangga
sambil diiringi backsound lagu “Bimbang”
Duh galaunya bakal setajem silet!
Lagu yang bagus cuma pas Geng Cinta lagi dugem.
Lagu yang bagus cuma pas Geng Cinta lagi dugem.
Ra Minggir Tabrak - Kill The DJ x Libertaria
What If
Nah, kalau boleh berandai-andai bisa
ngerubah film ini, yang mau aku ubah adalah…..
ENDINGNYA.
Seandainya, endingnya AADC 2 ini nggak
happily ever after sama Rangga, tapi Cinta malah (tetep) nikah sama orang lain
yang udah mengisi hidupnya selama ditinggal Rangga. Duh pasti seru tuh !
Ala-ala endingnya You’re The Apple Of My
Eyes.
Cerita diakhiri dengan adegan Cinta yang
lagi ijab Kabul dan Rangga duduk di kursi tamu mandangin Cinta di hari
bahagianya. Trus ada monolog puisi dari Rangga. Waah seandainya endingnya
begitu, pasti semua penonton keluar bioskop dengan perasaan campur aduk.
Ceileh.
"Jangan bilang yang di Yogyakarta nggak ada apa-apanya buat kamu"
Comments
Post a Comment