Being a Woman Nowadays

Selamat Hari Kartini, Perempuan Indonesia !

Makin kesini, saya makin bersyukur Indonesia memiliki R.A KArtini, pejuang wanita yang menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa perempuan juga memiliki hak yang sama dalam berbagai hal khususnya pendidikan.


Selain perjuangannya tentang emansipasi wanita yang sangat menginspirasi, ada hal lain yang juga saya kagumi dari beliau. Yaitu kemauannya untuk menulis. Bayangin kalau Ibu Kartini males nulis, mungkin surat-surat beliau yang isinya pemikiran dan curahan hati beliau nggak akan dijadiin buku Habis Gelap Terbitlah terang. Dan mungkin juga cerita beliau ini cuma jadi sebatas sejarah aja tanpa ada bukti nyatanya.

You did a lot, Ibu. Thank you so much.

Ngomongin tentang Perempuan Indonesia, jaman Ibu Kartini dengan sekarang jamannya Ibu Tri Rismaharini tentu berbeda. Dulu jaman Ibu Kartini, perempuan susah banget mau nunjukkin potensi dirinya karena kehalang oleh adat istiadat, pemikiran-pemikiran lama dan sebagainya yang berujung pada pembentukan image perempuan yang kegiatannya cuma kasur, dapur, dan sumur. Nah, di zaman Ibu Tri Rismaharini tentu pemikiran itu sudah berbeda. Zaman sudah semakin maju. Pemikiran masyarakat sudah mengglobal mengikuti perkembangan dunia dan sudah banyak perempuan yang showing off her power melalui berbagai macam profesi. Profesi-profesi tersebut berasal dari passion atau cita-cita mereka yang mereka gunakan untuk memberi manfaat banyak orang.

Sekarang udah bukan zamannya bagi perempuan untuk nggak punya visi dan misi dalam hidupnya. Belajar dari Ibu Kartini, kita sebagai perempuan harus do something, berani mengutarakan pendapat dan pemikiran serta harus confidence atau yakin dan percaya dengan diri kita sendiri. Di zaman yang semakin heterogen ini, nggak semua orang punya pemikiran yang sama. Kadang sesuatu hal bagi si A adalah baik, tapi bagi si B itu nggak baik dan kita sebagai C harus yakin mau sepemikiran dengan A atau B atau malah kita punya pemikiran lain. Nggak apa berbeda seperti itu, asal kita yakin dengan apa yang sudah menjadi pilihan kita.

Ada beberapa kasus yang sering banget bikin perempuan kebanyakan nggak nyaman. Kasus-kasus ini sering banget kita jumpai disekitar kita atau malah mungkin kita sendiri pernah atau sedang ngerasainnya.

Nikah Dulu atau Karir Dulu jadi Ibu Pekerja atau Ibu Rumah Tangga ?

Seringkan mendengar 2 pertanyaan ini ? Biasanya dua pasang pertanyaan ini ditujukan bagi perempuan-perempuan yang udah menginjak umur pantes nikah.
Menurutku, nggak  ada yang buruk dari setiap pilihan diatas. Mau menikah dulu, mau ngejar karir atau pendidikan dulu atau memilih untuk jadi Ibu bekerja dibanding Ibu Rumah Tangga. Nggak masalah. Karena nggak ada yang salah. Yang terpenting adalah, kita harus yakin dengan apa yang kita pilih. Kita harus tahu resiko yang akan kita hadapi nanti dan harus berani ngehadapinya.
Kadang perdebatan dimasyarakat sekitar kita bakalan muncul seiring dengan keputusan yang kita ambil, tapi terkadang hal itu nggak perlu kita pikirin. Di era yang sudah maju ini, semua orang punya pendapat dan pemikiran masing-masing dan kita pun juga pemikiran sendiri, hal itu tinggal dijalani aja, selama kita yakin kita mampu ngejalaninya dan happy happy aja. Jangan sampai bertolak belakang dengan keinginan dan cita-cita kita.

Kenapa aku ndut dan kamu langsing ?

Body Issue memang menjadi hal yang paling sering ditemui karena dapat dialami oleh semua perempuan dari berbagai lapisan umur. Aku pun kadang-kadang sering ngerasa insecure sendiri dengan tubuh sendiri. Nggak Cuma aku, tapi pasti setiap perempuan punya keresahan sendiri terhadap sesuatu ditubuhnya, entah itu merasa pendek, atau merasa gendut, punya hidung pesek atau punya warna kulit yang nggak seperti model iklan.
Pernah nggak ketika kita ngerasa insecure, minder dan nggak pede dengan diri sendiri, tiba-tiba kita menyadari sesuatu bahwa kita udah salah ? Kita udah salah karena kita udah nggak bersyukur dengan apa yang Tuhan kasih. Apa yang udah Tuhan kasih itulah yang terbaik buat kita dan tugas kita untuk menjaganya.
Jujur sampai sekarang pun aku masih sering ngerasa nggak pede dengan diriku sendiri. Masih suka ngeluh nggak bisa pakai baju ini itu. Tapi despite of feeling insecure kayak gitu, lebih baik kita fokus untuk merubah kekurangan itu menjadi sesuatu yang tidak buruk. Cari role model yang membuat kita terinspirasi dan juga membuat kita semangat memberi inspirasi yang sama ke orang lain. Coba lihat Lupita Nyong’o yang bisa membuat kita percaya bawa warna kulit apapun tetap bisa tampil cantik, atau Ucita Pohan yang walaupun memiliki tubuh plus size tapi bisa tetap confidence dengan bentuk tubuhnya itu.

Jadi perempuan jangan dekil-dekil amat dong.

Nggak harus punya baju bagus dan full make up untuk tampil maksimal didepan umum. Tapi seenggaknya kita tahu situasi dan kondisi dalam berpenampilan. Ketika datang ke kampus, nggak mungkin kan pakaiannya sama kayak yang kita pakai ke warung, atau ketika datang disebuah acara formal kita justru pakai kaos dan sandal.
Dulu, aku cuek banget dengan apa yang aku pakai dan nggak bisa dandan sama sekali. Sampai-sampai ibuku sering ngeluh, kalau aku ini seorang perempuan. Perempuan itu seenggaknya bisa menampilkan aura yang baik dengan penampilannya. Nggak harus penuh dengan make up, yang penting rapi dan nggak asal-asalan. Kalau rapi kan enak dilihat.
Kita nggak selamanya bisa menerapkan asas “cuek” dan berlandaskan prinsip “ingin menjadi diri sendiri”. Hal itu boleh-boleh saja, akupun juga begitu. Tapi ketika kita dituntut oleh situasi untuk dress up, ya berpenampilanlah sesuai dengan situasi itu namun tetap menjadi diri sendiri. Misalnya, kita nggak nyaman untuk memakai sesuatu, choose another option but still good to wear on you.


Perempuan jangan sekolah tinggi-tinggi dong. Nanti cowok-cowok pada minder.

Ehm. Kalau kita pinter, pemikiran kita nggak sempit, kelak selain kita dan orang tua kita yang senang, siapa lagi ? Suami kita kan ?
Pendidikan itu penting banget menurutku. Pendidikan itu nggak semata-mata menambah title dibelakang atau didepan nama kita, tapi itu tentang membuka wawasan dan pikiran kita lebih luas lagi.
Mau jadi perempuan yang bekerja dikantor ataupun dirumah, mengenyam pendidikan adalah hal yang penting. Mau ia bekerja dikota besar, dikota kecil atau dipedasaan sekalipun, bercita-cita untuk sekolah adalah hal yang harus ditanam. Karena selain bermanfaat untuk diri kita, bermanfaat juga bagi orang lain.
Punya cita-cita untuk menempuh pendidikan S1, S2 atau S3 atau mengambil kursus keterampilan sekalipun jangan terhalang dengan kata-kata “nanti cowok-cowok pada kabur loh”. Jangan. Menurutku, laki-laki seharusnya mendukung jika ada perempuan yang ingin menempuh pendidikan. Karena jaman sekarang, cantik aja nggak cukup. Perempuan haruslah cerdas karena akan melahirkan  dan membesarkan generasi-generasi muda dan juga mendampingi suaminya kelak. Bukankah kesuksesan seorang laki-laki juga dipengaruhi oleh perempuan yang ada dibelakangnya ?


Inti dari semuanya adalah perempuan harusnya memiliki keyakinan diri. Apapun pilihan hidup yang kita pilih kita harus confidence dengan pilihan kita itu. Kita nggak boleh nggak bahagia dengan apa yang telah kita pilih.
Zaman sekarang udah bukan zaman perempuan hidup full of drama. Sesekali boleh lah ya, namanya juga perempuan tapi nggak semuanya dihadapi dengan lebay. Be strong dan be brave. Walaupun perempuan haruslah lemah lembut dan keibuan tapi kita juga harus punya sikap dan kemandirian.

Sekali lagi, people will judge you no matter what. Jalani semua pilihan yang telah kamu pilih dengan ikhlas dan bahagia. Kadang, memberi serangan kepada mereka yang ngejudge kita adalah dengan cara membuktikan bahwa kita bisa hidup bahagia dengan pilihan kita. Jadilah seperti Ibu Kartini yang tahu apa yang ia mau dan memperjuangkannya. Walaupun ditentang dengan masyarakat sekitarnya tapi ia confidence dan percaya dengan pilihannya.

Comments

Popular Posts