pelajaran mimpi dari mas-mas calon boyband
Ehm,
Ehm
Ehm
Ada yang
nonton audisi Girl Band dan Boy Band di SCTV (12 Nov 2011) ?
Saya nonton
dong! Sumpah, sepanjang tayangan yang saya lakukan hanyalah ketawa atau
terbengong-bengong, speechless karena tingkah peserta audisi yang aneh-aneh.
……….
Hey, aneh?
Ya. Aneh
menurut saya. Membuat saya geleng-geleng kepala sambil ngegumam “ya ampuuun….
Beneran urat malunya udah putus”
Tapi kemudian
ngegumam lagi didalam hati
“hey, kamu
punya mental seberani mereka nggak pit?” terus saya menggelengkan kepala.
Ada cuplikan
ketika sebuah calon boyband ditolak mentah-mentah dengan juri dan dikatai
banci. Si calon boyband marah. Tapi besok mereka audisi lagi dengan tampilan
dan gaya dance yang macho menurut mereka. Tapi tetap ditolak.
Saya sih
sependapat dengan juri. Secara seperti yang saya katakana tadi. Aneh. Dan saya
akan dengan tegas menyatakan saya tidak mau seperti mereka.
Tapi, ada satu
hal yang perlu dicontoh dari Si-Calon-Boyband-Yang-Aneh tadi. Apa itu?
Perjuangan
mereka.
Sikap berani
mereka.
Sikap tak
mudah putus asa mereka
Sikap Pantang
menyerah mereka
Sudah ditolak
mentah-mentah, dikatai banci lagi. Tapi besok datang lagi. Karena mereka tahu,
ajang pencarian bakat itulah salah satu peluang terbesar mereka untuk
mewujudkan mimpi mereka.
Ya mimpi.
Mimpi mereka
untuk menjadi boyband setenar 2PM mungkin.
Itulah yang
patut di contoh dari para mas-mas peserta itu.
Apa yang salah
dari sebuah mimpi?
Setiap orang
pasti berhak punya mimpi. Punya cita-cita yang saya yakini tidak ada yang
menyesatkan si pemiliki cita-cita itu.
Saya rasa,
tidak ada orang yang memiliki mimpi untuk jadi penjahat. Untuk jadi Bandar
narkoba. Saya yakini itu tidak ada. Cita-cita dan mimpi tentulah sesuatu yang
positif. Sesuatu yang bisa menuntun seseorang untuk berjalan di jalan yang sesuai
dan melakukan untuk mewujudkan mimpi itu menjadi kenyataan. Dan bila mereka
pada akhirnya menjadi penjahat, saya rasa itu adalah pilihan. Bukan cita-cita.
Ketika
seseorang memutuskan untuk tetap berada di jalan yang salah seperti menjadi
penjahat, itu pasti adalah pilihan yang mau tidak mau ia pilih. Saya masih
meyakini, sejahat-jahatnya seorang penjahat, dia pasti memiliki sisi kebaikan
dihatinya walaupun sedikit. Nah ruang sedikit itulah diisi oleh mimpi.
Saya seorang
pemimpi ulung. Benar-benar pemimpi. Begitu banyak khayalan yang telah saya
rangkai. Dan berharap bisa menjadikannya nyata suatu hari nanti.
Dan itulah
yang dilakukan mas-mas peserta audisi itu. Demi meraih mimpinya, ia rela
mengesampingkan perasaan malunya. Mungkin juga perasaan minder dan sakit
hatinya. Demi mimpi, ia terus berusaha.
Mimpi itu
dimiliki oleh setiap orang yang ingin maju. Mimpi itu tidak seharusnya hanya
bercokol saja di kepala. Sudah saatnya diwujudkan. Manfaatkan segala peluang
yang ada. Kesempatan itu langka. Tidak datang untuk kedua kali dalam situasi
yang sama.
Dan sekarang,
belajar dari mas-mas peserta boyband itu, saya belajar untuk mengahargai mimpi,
Kita harus berani mewujudkannya. Harus berani. Jika tidak berani, mimpi
hanyalah sebuah mimpi.
J
Ya, pelajaran
hari ini berasal dari mas-mas itu.
Comments
Post a Comment