cerita Solo ke Sragen :)


Akhirnya saya bisa juga bisa memadukan niat dan action untuk membuat postingan ini. Beberapa hari yang lalu, saya baru saja pulang dari survey di Kota Solo dan Sragen. Survey dalam rangka tugas Studio Perencanaan itu tentu saja memberika saya sebuah pengalaman baru. Banyak hal baru yang saya temukan di dua kota itu. Tapi sayangnya, SAYA TIDAK MEMBAWA KAMERA! Ya, moment sepenting itu malah sengaja tidak membawa kamera. Ah bodoh sekali saya memang.
Karena kegiatan tersebut dalam rangka tugas kuliah, maka saya datang bersama kelompok tugas saya. Transtudio2 namanya. Kelompok yang anggotanya ada 13 orang, dan topic bahasan kami adalah Transportasi Solo-Sragen. Jadilah, saya dan teman-teman saya itu datang dengan mengemban tugas mengidentifikasi transportasi Solo-Sragen.
Nah, postingan kali ini saya mau menceritakan pengalaman apa saja yang saya temui disana. Sekitar seminggu (3 hari di Sragen 3 hari di Solo) tentu saja ada banyak hal yang menarik (bagi saya). Dan saya akan memulai nya dari :

Pergi Survey (Minggu, 09 Oktober 2011)
Driving slow on Sunday Morning…” Penggalan lirik Sunday Morning-nya Maroon 5 tidak berlaku bagi saya dan teman-teman saya yang pagi itu akan melakukan perjalanan yang cukup jauh dari Semarang menuju Sragen dengan menggunakan sepeda motor. Saya sih diboncengin. Saya masih belum berani dan tidak ada yang berani meminjamkan motornya kepada saya. Karena memang saya belum mahir membawa motor.
Rombongan kami akhirnya membawa 7 motor dengan 1 mobil. Pergi dari Semarang sekitar pukul 9 pagi. Ini bukan kali pertama saya pergi jauh dengan motor. Saya begitu menikmati perjalanan itu. Agak tidak tau diri sih memang. Mengingat saya ini posisinya sedang dibonceng, sedang teman saya susah payah membawa motor.
Rute perjalanan saya adalah melewati Kota Salatiga kemudian Kecamatan Suruh di Kabupaten Semarang kemudian Kabupaten Boyolali. Sepanjang perjalanan, mata saya dimanjakan dengan pemandangan hijau sawah-sawah dan kebun. Senannnnngg sekali rasanya. Apalagi saat itu cuacanya tidak terlalu panas. Sejuuk sekali.
Teman-teman saya sengaja memilih rute jalan alternatif. Sehingga tidak berpapasan dengan berbagai truk-truk besar. Jalan alternatif ini cukup sepi. Sehingga cukup aman apalagi beberapa teman saya yang mengendarai motor adalah perempuan.
Karena terlalu banyak berhenti, ya mau pipis, mau isi bensin, ban bocor, ishoma, jadinya, kami baru sampai Sragen sekitar jam dua siang. Sesampainya di kosan, tidak ada yang sadar. Semuanya langsung tidur karena kelelahan. Termasuk saya. Kami mencoba mengisi kembali energi yang hilang. Karena rencananya, di sore hari kami ingin berjalan-jalan dalam rangka berkenalan dengan Sragen.
Tapi, pada kenyataannya, karena kecapekan mungkin ya, kami baru keluar kosan ketika hampir maghrib. Untuk mengefektifkan waktu, tidak ada pilihan lain selain membatalkan jalan-jalan. Malam itu, setelah sholat maghrib, kami akhirnya mengisi perut juga. Di sebuah Pusat Kuliner Malam Hari nya Sragen, akhirnya kami maem bersama. Tapi tidak terlihat seperti pusat kuliner ya. Karena saat itu sepi dan tidak terlalu banyak variasi makanan. Saya memesan tongseng sapi malam itu. Ada yang mesan sate ada yang nasi gudeg. Tapi kata temen saya yang asli Sragen makanan aslinya adalah Nasi Tumpeng. Dijual sih disitu. Tapi saya ngerasa kurang “joss” gitu buat makan malam. Karena ternyata Nasi tumpeng itu seperti pecel. Tapi sayur-sayurnya lebih mentereng (seperti selada, wortel) dan harganya tentu murah.
 << Ini lagi makan malam di PKM Sragen

Setelah mengisi perut, kami mampir ke indomaret. Dari sini saya mempercayai bahwa saat in iminimarket itu menjadi sebuah kebutuhan. Terbukti teman saya maunya beli di Indomearet. Gak mau beli apa-apa di warung. Pulang kekosan, kami mengadakan evaluasi dan memutuskan bahwa besok adalah hari yang berat, karena harus melakukan traffic counting.

Hari Pertama Survey (Senin, 10 Oktober 2011)
HAPPY BIRTHDAY KIPINK! Hari ini teman terbaik saya ulang tahun. Sayang seklai saya tidak lagi dikosan,jadinya jam 2 dini hari saya meneleponnya. Kelihatannya saya menganggu, karena suara Kipink berat. Dan memang dia baru bangun tidur L saya mengucapkan selamat ulang tahun dan menyertakan juga doa tapi juga meminta maaf karena telah menganggu bobok  cantiknya Kipink. Sedih sekali tidak bisa mengucapkan secara langsung L
Hari pertama, Transtudio2 dipecah menjadi 3 tim dengan sasaran survey yaitu sektor pertanian.
YEY! MAIN KE SAWAH!
Saya senang sekali! Akhirnya bisa main kesawah! Dari dulu saya ingin benar-benar main ke sawah. Sragen sedang panen raya saat itu. Saya melihat begitu banyak bapak dan ibu petani yang sedang bekerja keras memanen padi. FYI, Sragen adalah salah satu penghasil gabah terbesar. Lahan pertaniannya sangaaaaaat luuuuassss. Padahal itu baru satu kecamatan. Sedangkan Kabupaten Sragen ada 20 kecamatan.
Lagi Traffic Counting bareng @MOWWLADY
Tim Kecil Daerah amatan Ngrampal
Secara tidak sengaja menemukan stasiun kecil. Foto Dulu!

Saya langsung simpati dengan bapak dan ibu petani. Mereka pahlawan. Kenapa? Ya, bayangkan jika tidak ada mereka, mau jadi apa padi itu. Hasil kerja keras mereka telah mampu memberi kesejahteraan orang banyak. Saya membayangkan satu petak sawah cukup untuk cadangan beras berapa manusia ya?  Nah dari hasil wawancara yang saya dan teman-teman lakukan, ternyata di kecamatan itu dengan lahan pertanian sebanyak itu hanya untuk satu kabupaten Sragen!
Nah, seandainya untuk memberi makan seluruh masyarakat di wilayah Indonesia, berapa banyak lahan pertanian yang dibutuhkan? Padahal sekarang pembangunan sedang digalakkan. Penduduk Indonesia terus bertambah dan memerlukan lahan untuk membangun tempat tinggal. Tapi jika lahan banyak dibangun, lalu lahan pertanian dari mana? Saat in isaja Indonesia sudah mengimpor beras, bagaimana 20 tahun kemudian? Complicated sekali ternyata. Mungkin ini yang dipikirkan oleh Mentri Pertanian, Mentri Perumahan Rakyat, Kepala Bappenas dan tentu saja Presiden. Saya sempat melamunkan hal tersebut.
Sorenya,, masih di sawah-sawah (sebagian besar lahan di Sragen masih digunakan sebagai lahan pertanian terutama sawah), Saya melihat bapak ibu petani sudah berberes mau pulang. Kemudian, ada pemandangan (saya sekali tidak saya poto) ibu-ibu yang sedang memungut bulir-bulir padi sisa dari panen. Sebelumnya, saya pernah melihat adegan ini di acara Jika Aku Menjadi di Trans TV. Ibu-Ibu memungut bulir-bulir padi sisa panen, hasilnya cukup untuk dibawa pulang. Mereka tidak mencuri, karena itu adalah sisa atau istilahnya yang terbuang. Kemudian mereka bawa pulang dan dimasak. :’(
<< Hemas dan Ikfi pose dlu sblm wawancara
Sedikit gambaran kegiatan pertanian di Kabupaten Sragen. 

Yak! Sudah sudah, karena saya punya cerita ketika malam harinya.
Makan malam hari itu berlokasi dipinggir rel kereta api. What the sweetest moment it is. Tapi, saya capek. Sudah lelah sekali karena survey di hari pertama itu. Jadilah saya diam saja selama makan. Tapi tetap antusias ketika melihat kereta melintas te[at disamping saya. Sepulang dari makan, seperti biasa kami melakukan evaluasi.
Karena sudah sangat lelah, saya berharap kami segera menyelesaikan evaluasi itu. Tapi ternyata saya salah. Evaluasi malam itu menjadi sangat panjaaaangg. Karena ada stroming atau perpedaan pendapat diantara teman-teman saya. Ditambah lagi, tim survey saya ternayat melakukan kesalahan. Saya yang sudah lelah, menjadi sangat labil. Say sudah malas dengan hal yang terlalu dibesar-besarkan. Karen apada saat itu, kesalahan saya selalu diungkit-ungkit, jadinya saya emosi. Kebiasaan saya, jika saya sudah emosi, saya bukannya marah, tapi malah nangis. Say asudah merasa saya akan menangis. Saya tahan, saya tahan. Dan akhirnya evaluasi itu berakhir dengan tidak baik. Teman-teman saya terpecah menajdi dua kubu. Dan saya benci hal seperti itu. Saat itulah tangisan saya pecah.
Kedok saya terbongkar. Sifat asli saya yang cengeng akhirnya terlihat. Untuk meluapkan emosi saya akhirnya saya nangis sekeras yang saya bisa. Panik. AKhirnya teman-teman saya mengerubungi say dan tau apa selanjutnya?
SURPRISE! Mereka membawa sebuah kue ulang tahun kecil dengan lilin.
AAAAAAAAA makin keras tangisan saya. Karena saya langsung tahu maksud mereka. Adegan ini dalam rangka ulang tahun saya. AAAAAAAAAAAA tangisan saya jadi semakin kuat, karena saya tidak menyangka teman-teman saya sebaik ini. :”)
Terima kasih transtudio2. Semoga kita sukses hingga akhir :”)

Makasih lho Transtudio2 udah bikin aku terharu :")

Hari Kedua Survey (Selasa,11 Oktober 2011)
Di hari kedua ini, kerjaan saya tidak terlalu berat. Pagi-pagi sekali saya traffic counting di jalan utama Solo-Sragen. Banyaaaaaaaaaaaaaak sekali truk-truk besar. The street is sooo hardcore you know. Buktinya beberapa saat setelah tim saya selesai survey terjadi kecelakaan antara bus dan truk. Ngeri ya.
Oh, satu hal yang saya ingat saat itu, adalah tercipta di otak saya bahwa sopir-sopir bus yang lewat jalur Sragen-Solo itu sangarnya minta ampun! Ngebut. Nekat nyalip. Gak kasian dengan pengguna motor. Beneran deh. Saya mikir-mikir mau naik bus  jurusan jawa timur.
Nggak ada yang gimana2 di hari ini. Sekian.
<< Lihat Bus nya!  nekat kan?<<< Kondisi lalin di  jalan utama Solo-Sragen<< Di Sragen, sepeda masih banyak diminati
Hari Ketiga Survey (Rabu, 12 Oktober 2011)
NAH! Hari ketiga ini saya  jadi komuter ceritanya. Hari ini saya harus menemui tim dosen di Solo. Jadinya, saya bersama 2 orang teman saya yang cowok pergi kesana dengan membawa motor. Saya otomatis dibonceng. Pada awalnya saya takut minta ampun. Terbayang harus melewati jalanan yang seram itu. Yang supirnya ugal-ugalan. Yang jalannya isinya truk-truk SANGAT besar semua. Saya takut. Beneran.
Tapi ternyata, dua teman saya ini tidak diragukan lagi jiwa pembalapnya. Pinter sekali ngebut. Pinter sekali nyelip. Mereka sih asik-asik aja. Namanya juga cowoknya. Lah saya, habis suara saya teriak-teriak ketakutan ketika nyelip truk, ketika ngebut2an. Tapi alhirnya sampai dengan selamat kok di Kota Solo J
Kota Solo J Hari itu adalah kali ketiga saya ke Solo. Rasanya senang sekali! Saya suka Solo. Saya suka keramahan kotanya. Saya suka pemimpinnya. Saya jadi pengen jadi walikota kalo ingat pemimpin Kota Solo, Pak Jokowi. Saya ingin kota asal saya, Jambi, jadi kota ramah seperti Solo.
Sesampainyan di Solo, jalan-jalan sebentar, langsung menuju Taman Balekambang buat ketemu tim dosen. Harapannya dapat pencerahan, tapi malah dapat penggalauan. L Yah, lupakanlah.












<< Lagi traffic counting di pusat kota




Hari keempat Survey (Kamis, 13 Oktober)
Hahahaha
Ini sih bukan survey. Karena sepanjang hari ini isinya senang-senang!
Pertama : kita sekelompok bangun siang.
Pesta buah di rumah @yudhiwidiast !

Kedua : Hari itu kita packing mau pergi ke Solo. Tapi mampir ke rumah Yudi! Sesampai di rumah Yudi, disuguhi macem2. Pesta buah! Masakan ibu teman saya itu enak sekali ternyata. Saya yang saat itu sedang “hari pertama” jadi lupa sakit :P
Ketiga : Traffic Counting paling menyenangkan di perbatasan Solo-Karanganyar. Karena dilakukan sekelompok
Keempat : Sampai di Solo. Nginap di te,pat bulek teman saya, Karso namanya. Buleknya baiiiik sekali. Karena beliau punya batik, kita sekelompok malah dikasih baju tidur yang seragam. ONYO deh ah si bulek. Ditambah lagi dikasih cemilan, sarapan, makan siang gratis. Bagi kita anak kosan itu sangat anugrah sekali!
Kelima : Bobok & mandi dengan sangat nyaman karena ada AC dan air yang banya J
Selesai Traffic Counting di perbatasan Solo-Karanganyar :')
WE ARE TRANSTUDIO2 !

Hari Kelima dan Keenam Survey (Jumat-Sabtu, 14-15 Oktober 2011)
Kenapa saya jadikan satu? Karena biar cepat aja. Ekekekekek.
Hari Jumatnya adalah saatnya saya membalas kebaikan hati teman-teman saya ini. Maem2 bareng di Solo Square J langsung disambung main-main di GALABO. Dengerin akustikan, foto-foto J
Hari Sabtunya sebelum pulang, main-main ke PGS. Saya borong lho. Saya beli gamis batik buat ibu saya, kemeja batik buat ayah saya dan kaos Solo buat adik dan kakak sepupu saya. Sedang saya Cuma beli pashmina satu biji.

Main-main malam-malam di GALABO SOLO :D

Nah setelah itu, keliling Kota Solo dengan BIS TINGKAT WISATA WERKUDORO! Satu-satunya bis tingkat wisata di Indonesia lho. Yang pertama juga. Senannnnng sekali rasanya berkesampatan naik itu. Tapi setengah perjalanan, saya malah bobok saking ademnya -_____________-
Setelah itu langsung pulang!













*penutup postingan yang sangat tidak oke*

Comments

Popular Posts